Dalam perang Bharatayudha 3 kali formasi cakravyuha digunakan, pertama saat Bhisma melawan Arjuna. Kedua saat Korawa melawan Abhimanyu.
Abhimanyu bisa menerobos formasi akan tetapi paman-pamannya yang ada dibelakangnya ditahan Jayadrata sehingga terpisah dengan Abhimanyu. Formasi ketiga dimainkan Korawa untuk melindungi Jayadrata, akan tetapi dapat ditembus dan diporakporandakan oleh Arjuna apalagi setelah dibantu Gatotkaca dan pasukannya dari Nusantara.
Formasi Chakravyuha selalu berputar, sehingga setiap prajurit hanya barhadap-hadapan dengan musuh yang sama dalam waktu singkat. Prajurit lawan dibuat bingung dan tidak bisa menembus formasi tersebut.
Pandawa selalu melawan musuh yang seimbang, akan tetapi melawan Formasi Chakravyuha mereka hanya bertarung dengan musuh sepadan sebentar kemudian sudah berganti musuh para prajurit sebelah musuh utamanya.
Belajar Ilmu Formasi Chakravyuha
Pendidikan Abhimanyu dimulai ketika ia masih dalam rahim Subadra, itu dikisahkan sang janin mendengar Arjuna menguraikan Ilmu Formasi Chakravyuha kepada Subadra bagaimana rahasia untuk menerobos Formasi Chakravyuha.
Akan tetapi kala Arjuna mulai menjelaskan tentang bagaimana keluar dan menghancurkan Formasi Chakravyuha, Subadra tertidur. Dan sesaat kemudian Arjuna dipanggil oleh Sri Krishna. Nampaknya sudah ada blueprint bahwa Abhimanyu belum paham cara keluar dari Formasi Chakravyuha.
Sri Krishna paham bila Abhimanyu menguasai seluruh strategi maka Korawa akan digulung oleh Abhimanyu dan bukan oleh Pandawa. Dikisahkan bahwa Abimanyu adalah inkarnasi dari putera Soma, Dewa Bulan. Sang Dewa Bulan membuat perjanjian bahwa puteranya tinggal di bumi hanya selama 16 tahun. Abimanyu menjelang usia 16 tahun saat perang Bharatayuda.
Chakravyuha / Padmavyuha adalah formasi khusus dan hanya beberapa Petinggi Pandawa, yaitu, Arjuna, Abhimanyu, Krishna dan Pradyumna yang tahu cara menembus formasi ini.
Namun Pradyumna, putra Krishna tidak berpartisipasi dalam perang Mahabharata, sedangkan Krishna secara resmi tidak ikut perang kecuali sebagai penasehat . Drona dan Bhisma dari Korawa dan Aniruddha, putra Pradyumna juga paham tentang formasi Chakravyuha.
Formasi Chakravyuha dunia
Ibarat Abhimanyu, kita semua sudah masuk perangkap Chakravyuha Dunia. Hanya Abhimanyu mati untuk kembali ke Soma, ayahandanya sedangkan kita lahir berkali-kali untuk mempelajari Chakravyuha dan masih saja terperangkap dalam formasi yang sama. Sebagaimana Chakravyuha yang selalu berputar, kita pun menghadapi musuh yang selalu berganti-ganti.
“Dunia tidak pernah berhenti merayu kita. Dunia tidak rela melepaskan diri kita. Ia selalu berupaya agar kita menjadi bagian darinya. Bila rayuannya tidak berhasil, ia akan mengecam, mengancam, mendesak dan memaksa dengan menggunakan segala daya upaya. Pokoknya, kita tidak boleh keluar dari lingkarannya. Lingkaran setan kelahiran dan kematian yang tidak berkesudahan.”
Dunia sangat licik, bisa selicik Korawa yang mengeroyok Abhimanyu.
“Dunia ingin memiliki kita. Keluarga, kerabat dan orang-orang yang mengaku seumat dan seiman ingin memiliki kita. Lembaga-lembaga keagamaan dan politik berebutan untuk memiliki kita. Kadang mereka bergabung untuk menyatakan kepemilikan mereka atas diri kita.
Berhati-hatilah, kapal kita berada di tengah laut, wilayah kekuasaan para pembajak laut. Barangkali kita tidak melihat mereka, karena mereka selalu bersembunyi di balik ombak. Mereka pintar, licik. Kapan saja mereka dapat berlaga untuk membajak jiwa kita, untuk menumpas kesadaran kita.”
Sri Krishna Penunjuk Jalan bagi Arjuna
Arjuna beruntung mempuyai Sri Krishna dalam menghadapi Dunia. Sri Krishna adalah Guru bagi Arjuna.
“Seorang Guru datang dalam hidup kita bukan karena kehendaknya, tetapi karena dikehendaki-Nya. Kedatangan seorang murshid atau seorang guru dalam hidup kita terjadi karena dikehendaki oleh-Nya.
Itulah kenapa kita sujud kepadanya, karena sesungguhnya dengan sujud kepadanya kita sedang sujud kepada-Nya. Ciri-ciri seorang manusia sejati: Suci; Berani; Jernih pikirannya; Luas pandangannya; Menyebarkan keharuman dan kedamaian; Berkarya demi kebaikan sesama; Sehat sehingga dapat melayani sesama dengan baik; Melangkah dengan pasti dan tidak sombong.
“Mereka menunjukkan jalan supaya kita jalan sendiri. Mereka membakar semangat kita. Mereka membangkitkan kembali jiwa yang sudah sekarat. Bila kita cukup beruntung dan telah menemukan komunitas spiritual yang dapat berperan sebagai support group, pemberangkatan kita menjadi pasti.
Tapi, ya cuma sebatas itulah bantuan yang dapat kita harapkan dari mereka. Kenapa? Karena, bila kita tidak berjalan juga, mereka akan mendorong kita untuk terjun ke dalam diri. Saling dorong inilah pekerjaan support group.”
Terbunuhnya Abhimanyu
Pada hari ke-13 perang Bharatayudha, pihak Korawa menantang Pandawa untuk mematahkan formasi perang melingkar yang dikenal sebagai chakravyuha. Pandawa menerima tantangan tersebut karena Sri Krishna dan Arjuna tahu bagaimana cara mematahkan formasi tersebut.
Namun, pada hari itu, Sri Krishna dan Arjuna sibuk bertarung dengan laskar Samsaptaka. Oleh karenanya Pandawa memilih Abhimanyu yang memiliki pengetahuan tentang formasi chakravyuha.
Abhimanyu tidak menyerang musuh di depannya tetapi musuh di kanan dan kirinya sehingga dia dapat menerobos formasi. Akan tetapi formasi di belakangnya segera menutup kembali.
Abhimanyu selalu bisa menerobos ke tengah akan tetapi musuh di belakangnya selalu menutup kembali. Karena paman-pamannya tidak dapat menerobos masuk maka Abhimanyu masuk sendirian. Sudah banyak komandan prajurut yang dibunuhnya termasuk Lesmana putra kesayangan Duryudana, akan tetapi akhirnya Abhimanyu kelelahan.
Atas nasihat Drona, Karna menghancurkan busur Abhimanyu dari belakang. Kemudian keretanya dihancurkan, kusir dan kudanya dibunuh. Tanpa menghiraukan aturan perang, pihak Korawa menyerang Abhimanyu secara serentak.
Abhimanyu mampu bertahan sampai pedangnya patah dan roda kereta yang ia pakai sebagai perisai hancur berkeping-keping. Tak berapa lama kemudian, Abhimanyu terbunuh.
“Dunia ini sungguh membutuhkan beberapa manusia baik yang rela berkorban demi kebaikan umat manusia, untuk mencegah terjadinya kehancuran total – manusia-manusia baik yang rela mengorbankan kenyamanannya demi kebaikan dunia, manusia-manusia baik yang siap berkarya tanpa pamrih, demi kesatuan dan persatuan dunia. (*)
Sumber : cerita pewayangan
Abhimanyu bisa menerobos formasi akan tetapi paman-pamannya yang ada dibelakangnya ditahan Jayadrata sehingga terpisah dengan Abhimanyu. Formasi ketiga dimainkan Korawa untuk melindungi Jayadrata, akan tetapi dapat ditembus dan diporakporandakan oleh Arjuna apalagi setelah dibantu Gatotkaca dan pasukannya dari Nusantara.
Formasi Chakravyuha selalu berputar, sehingga setiap prajurit hanya barhadap-hadapan dengan musuh yang sama dalam waktu singkat. Prajurit lawan dibuat bingung dan tidak bisa menembus formasi tersebut.
Pandawa selalu melawan musuh yang seimbang, akan tetapi melawan Formasi Chakravyuha mereka hanya bertarung dengan musuh sepadan sebentar kemudian sudah berganti musuh para prajurit sebelah musuh utamanya.
Belajar Ilmu Formasi Chakravyuha
Pendidikan Abhimanyu dimulai ketika ia masih dalam rahim Subadra, itu dikisahkan sang janin mendengar Arjuna menguraikan Ilmu Formasi Chakravyuha kepada Subadra bagaimana rahasia untuk menerobos Formasi Chakravyuha.
Akan tetapi kala Arjuna mulai menjelaskan tentang bagaimana keluar dan menghancurkan Formasi Chakravyuha, Subadra tertidur. Dan sesaat kemudian Arjuna dipanggil oleh Sri Krishna. Nampaknya sudah ada blueprint bahwa Abhimanyu belum paham cara keluar dari Formasi Chakravyuha.
Sri Krishna paham bila Abhimanyu menguasai seluruh strategi maka Korawa akan digulung oleh Abhimanyu dan bukan oleh Pandawa. Dikisahkan bahwa Abimanyu adalah inkarnasi dari putera Soma, Dewa Bulan. Sang Dewa Bulan membuat perjanjian bahwa puteranya tinggal di bumi hanya selama 16 tahun. Abimanyu menjelang usia 16 tahun saat perang Bharatayuda.
Chakravyuha / Padmavyuha adalah formasi khusus dan hanya beberapa Petinggi Pandawa, yaitu, Arjuna, Abhimanyu, Krishna dan Pradyumna yang tahu cara menembus formasi ini.
Namun Pradyumna, putra Krishna tidak berpartisipasi dalam perang Mahabharata, sedangkan Krishna secara resmi tidak ikut perang kecuali sebagai penasehat . Drona dan Bhisma dari Korawa dan Aniruddha, putra Pradyumna juga paham tentang formasi Chakravyuha.
Formasi Chakravyuha dunia
Ibarat Abhimanyu, kita semua sudah masuk perangkap Chakravyuha Dunia. Hanya Abhimanyu mati untuk kembali ke Soma, ayahandanya sedangkan kita lahir berkali-kali untuk mempelajari Chakravyuha dan masih saja terperangkap dalam formasi yang sama. Sebagaimana Chakravyuha yang selalu berputar, kita pun menghadapi musuh yang selalu berganti-ganti.
“Dunia tidak pernah berhenti merayu kita. Dunia tidak rela melepaskan diri kita. Ia selalu berupaya agar kita menjadi bagian darinya. Bila rayuannya tidak berhasil, ia akan mengecam, mengancam, mendesak dan memaksa dengan menggunakan segala daya upaya. Pokoknya, kita tidak boleh keluar dari lingkarannya. Lingkaran setan kelahiran dan kematian yang tidak berkesudahan.”
Dunia sangat licik, bisa selicik Korawa yang mengeroyok Abhimanyu.
“Dunia ingin memiliki kita. Keluarga, kerabat dan orang-orang yang mengaku seumat dan seiman ingin memiliki kita. Lembaga-lembaga keagamaan dan politik berebutan untuk memiliki kita. Kadang mereka bergabung untuk menyatakan kepemilikan mereka atas diri kita.
Berhati-hatilah, kapal kita berada di tengah laut, wilayah kekuasaan para pembajak laut. Barangkali kita tidak melihat mereka, karena mereka selalu bersembunyi di balik ombak. Mereka pintar, licik. Kapan saja mereka dapat berlaga untuk membajak jiwa kita, untuk menumpas kesadaran kita.”
Sri Krishna Penunjuk Jalan bagi Arjuna
Arjuna beruntung mempuyai Sri Krishna dalam menghadapi Dunia. Sri Krishna adalah Guru bagi Arjuna.
“Seorang Guru datang dalam hidup kita bukan karena kehendaknya, tetapi karena dikehendaki-Nya. Kedatangan seorang murshid atau seorang guru dalam hidup kita terjadi karena dikehendaki oleh-Nya.
Itulah kenapa kita sujud kepadanya, karena sesungguhnya dengan sujud kepadanya kita sedang sujud kepada-Nya. Ciri-ciri seorang manusia sejati: Suci; Berani; Jernih pikirannya; Luas pandangannya; Menyebarkan keharuman dan kedamaian; Berkarya demi kebaikan sesama; Sehat sehingga dapat melayani sesama dengan baik; Melangkah dengan pasti dan tidak sombong.
“Mereka menunjukkan jalan supaya kita jalan sendiri. Mereka membakar semangat kita. Mereka membangkitkan kembali jiwa yang sudah sekarat. Bila kita cukup beruntung dan telah menemukan komunitas spiritual yang dapat berperan sebagai support group, pemberangkatan kita menjadi pasti.
Tapi, ya cuma sebatas itulah bantuan yang dapat kita harapkan dari mereka. Kenapa? Karena, bila kita tidak berjalan juga, mereka akan mendorong kita untuk terjun ke dalam diri. Saling dorong inilah pekerjaan support group.”
Terbunuhnya Abhimanyu
Pada hari ke-13 perang Bharatayudha, pihak Korawa menantang Pandawa untuk mematahkan formasi perang melingkar yang dikenal sebagai chakravyuha. Pandawa menerima tantangan tersebut karena Sri Krishna dan Arjuna tahu bagaimana cara mematahkan formasi tersebut.
Namun, pada hari itu, Sri Krishna dan Arjuna sibuk bertarung dengan laskar Samsaptaka. Oleh karenanya Pandawa memilih Abhimanyu yang memiliki pengetahuan tentang formasi chakravyuha.
Abhimanyu tidak menyerang musuh di depannya tetapi musuh di kanan dan kirinya sehingga dia dapat menerobos formasi. Akan tetapi formasi di belakangnya segera menutup kembali.
Abhimanyu selalu bisa menerobos ke tengah akan tetapi musuh di belakangnya selalu menutup kembali. Karena paman-pamannya tidak dapat menerobos masuk maka Abhimanyu masuk sendirian. Sudah banyak komandan prajurut yang dibunuhnya termasuk Lesmana putra kesayangan Duryudana, akan tetapi akhirnya Abhimanyu kelelahan.
Atas nasihat Drona, Karna menghancurkan busur Abhimanyu dari belakang. Kemudian keretanya dihancurkan, kusir dan kudanya dibunuh. Tanpa menghiraukan aturan perang, pihak Korawa menyerang Abhimanyu secara serentak.
Abhimanyu mampu bertahan sampai pedangnya patah dan roda kereta yang ia pakai sebagai perisai hancur berkeping-keping. Tak berapa lama kemudian, Abhimanyu terbunuh.
“Dunia ini sungguh membutuhkan beberapa manusia baik yang rela berkorban demi kebaikan umat manusia, untuk mencegah terjadinya kehancuran total – manusia-manusia baik yang rela mengorbankan kenyamanannya demi kebaikan dunia, manusia-manusia baik yang siap berkarya tanpa pamrih, demi kesatuan dan persatuan dunia. (*)
Sumber : cerita pewayangan